DZAT SEBAGAI ANA (AKU)

 
Dari HUWA menjadi ANA (AKU) adalah kehadiran DZAT dalam DIRI-NYA SENDIRI (KE-AKUAN-NYA , EGONYA SENDIRI), merupakan tahapan awal (martabat) yang disebut AHADIIYYAH (KE-ESA-AN YANG MURNI). Tahapan Ahaddiyyah merupakan tahapan tertinggi, dimana tahap-tahap lainnya berada di bawahnya. Pada tahap ini Dzat mulai menampakkan Potensial-NYA (Syuyunat), kemampuan ilmu NYA dan Sifat-sifatnya yang muncul dari Dirinya Sendiri. Kemudian Dia memproklamirkan Dirinya Sendiri : Aku adalah Allah tiada Tuhan selain aku (Thaahaa 20 : 14). ALLAH adalah Dzat Yang Maha Sempurna, Dia mencakup semua Asma dan semua sifat DALAM 99 ASMA UL HUSNA, termasuk sifat Keagungan dan Keindahannya ( Sifat Jalal dan Sifat Jamal ). Karena Allah ini mencakup semua Asma dan semua sifat, termasuk sifat Jamal dan Sifat Jalal, maka Allah disebut juga sebagai AL MUHIT (Yang Maha Meliputi).

Setelah menyatakan Dirinya Sendiri sebagai AKU, maka mulailah DIA bertindak sebagai PENGUASA (RUBUBIIYAH, kudrat) yang berkehendak (Irodat). Dia ingin dikenal ingin diketahui oleh mahluknya. Esensi Dzat ingin eksis melalui kemampuan Ilmu dan Sifat-Nya.
AKU ADALAH PERBENDAHARAAN YANG TERSEMBUNYI, MAKA OLEH SEBAB CINTA, AKU INGIN DIKENAL, MAKA AKU JADIKAN MAHLUK (NUR MUHAMAD) AGAR IA MENGENAL AKAN AKU (HADITS QUDSI).
Karena ingin diketahui maka mulailah Dia menjadi Sang Pencipta (AL KHALIQ). BILA DIA MENGHENDAKI SESUATU MAKA DIA BERKATA (MELALUI SIFAT KALAM-NYA) : KUN (JADILAH), MAKA JADI (YASIN 36 : 82).
Pernyataan tersebut merupakan tahapan kedua yang disebut WAHDAH yang dimanifestasikan sebagai cahaya, NUR MUHAMMAD.

ALLAAHU NUURUS SAMAAWAATI WAL ARDHI : ALLAH ADALAH SUMBER CAHAYA LANGIT DAN BUMI ( AN NUUR 24 : 35, AL A’RAAF 7 : 143 ).
HAI MANUSIA TELAH DATANG KEPADAMU BUKTI YANG NYATA DARI TUHAN MU DAN TELAH KAMI TURUNKAN KEPADAMU CAHAYA YANG TERANG ( AN NISA 4 : 174 ).
Pada tahapan ini, didalamnya terkandung semua potensi atau sifat-sifat yang tersembunyi. Tahapan ini disebut juga sebagai Faidhi muqdas ( Pancaran suci atau Berkah suci ). Oleh karena itu ada sesepuh yang berpendapat bahwa malam tanggal 12 Maulud, malam kelahiran Rasulullah adalah malam Berkah Suci yang membawa berkah bagi semua mahluk, sedangkan berkah pada saat Lailatul Qadar, hanya bagi orang-orang terpilih saja. Dengan demikian, adalah sangat wajar bila sesepuh tersebut berpendapat bahwa malam 12 Maulud dianggap mempunyai nilai tertinggi, sehingga diperingati secara khusus …

DAN TIADALAH ALLAH MENGUTUS ENGKAU HAI MUHAMMAD MELAINKAN UNTUK MEMBERI RAHMAT BAGI SELURUH ALAM SEMESTA (AL ANBIYA 21 : 107).

MUHAMMAD BUKANLAH AYAH SALAH SEORANG LAKI-LAKI DIANTARA KALIAN, TAPI DIA ADALAH ROSUL ALLAH DAN PENUTUP PARA ROSUL DAN ALLAH MAHA MENGETAHUI SEGALA SESUATU (AL AHZAB 33 : 40).

BEBERAPA HADIST ROSULULLAH :

ANA MINUURILLAAHI WA KHOLAQ KULLUHUM MINNUURI : AKU BERASAL DARI CAHAYA ALLAH DAN SELURUH ALAM SEMESTA BERASAL DARI CAHAYAKU.

YANG MULA-MULA DIJADIKAN ALLAH ADALAH NUR NABIMU YA JABIR. DAN ALLAH JADIKAN DARI NUR ITU SEGALA SESUATU. DAN ENGKAU WAHAI JABIR ADALAH TERMASUK SESUATU ITU.

AKU MEMILIKI WAKTU KHUSUS DENGAN TUHAN, YANG DI DALAMNYA TIADA LAGI MALAIKAT ATAU ROSULNYA.

AKU SUDAH MENJADI NABI, SEDANG ADAM ADALAH ANTARA AIR DAN LEMPUNG.

AKULAH BAPAK (SUMBER) DARI SEGALA RUH DAN ADAM ADALAH BAPAK DARI SEGALA JASAD (BASYARIYAT).
ANA AHMADUN BILLAA MIM : AKU AHMAD TANPA MIM ( AKU AHAD).

Cahaya (nur) adalah realita atau manifestasi Dzat (Allah) untuk menghadirkan atau menyatakan DIRINYA SENDIRI (KE-AKU-AN NYA, EGO-NYA) dalam keterbatasannya yang pertama …
INNI ANA’LLAAHU LAA ILAAHA ILLAA ANA …. DST
AKU ADALAH ALLAH DAN TIADA TUHAN SELAIN AKU, KARENA ITU SEMBAHLAH AKU DAN DIRIKAN SHOLAT UNTUK MENGINGAT-KU

SESUNGGUHNYA AGAMA KAMU INI SATU AGAMA SAJA, DAN AKU ADALAH TUHAN-MU, KARENA ITU SEMBAHLAH AKU ( AL ANBIYA 21 : 92 ).

Selain menyatakan DIRINYA SENDIRI Dia juga mempunyai potensi atau sifat-sifat untuk memanifestasikan DIRINYA dalam bentuk-bentuk dhohir lain. Tahapan ini disebut WAHIDIIYYAH atau HAQEEQATI INSANI, yang merupakan keterbatasan ke dua dimana pada tahapan ini (DZAT) bisa dipahami oleh panca indera.
Selanjutnya WAHIDIIYYAH dalam rinciannya akan sampai menjadi insan kamil, sampai menjadi debu, akhirnya musnah kembali kepada Allah.
SEGALA SESUATU AKAN MUSNAH KECUALI WAJAH NYA
( AL QAASHAS 28 : 88 ).

JUGA DALAM DIRI MEREKA ( FUSHSHILAT 41 : 53 )
DZAT ALLAH MELIPUTI SEGALA SESUATU ( FUSHSHILAT 41 : 54 )
DI BUMI ITU TERDAPAT TANDA-TANDA BAGI ORANG-ORANG YANG YAKIN DAN JUGA DI DALAM DIRIMU. APAKAH KAMU TIDAK MEMPERHATIKAN
( ADZ-DZAARIYAAT 51 : 21 )

Pada tahapan Wahidiiyyah, Dzat Allah bisa berada di dalam diri setiap insan, di dalam sebuah gunung, di dalam sebutir pasir bahkan di dalam debu sekalipun. Dia ada dimana-mana, namun dalam ke Esa-an Nya Dia tidak kemana-mana.
Berdasarkan penjelasan di atas, di dalam memanifestasikan DIRINYA SENDIRI, untuk keluar dari kemurniannya dan menampakan DIRINYA sampai DZAT bisa dipahami serta bisa diraba-rasakan oleh panca indera adalah melalui tiga tahapan penurunan. Mulai dari DIA (HUU) dalam KE ILLAHIAN (ULUHIYYAH) menjadi AKU (AHADIYYAH), selanjutnya AKU adalah sebagai PENGUASA (RUBUBIYAH) dan juga sebagai PENCIPTA (KHALIQIYAAH).
Pada tahapan ini, mulai tampak adanya ASMA-ASMA YANG MEMERINTAH (Asma ILLAHI). Tahapan Ahadiyyah merupakan tahapan tertinggi, dimana tahapan di bawahnya adalah tahapan WAHDAH yang disebut sebagai tahapan NUR MUHAMMAD, HAQEEQATI MUHAMMAD, disebut juga sebagai FAIDI MUQAADAS (BERKAH SUCI), kemudian selanjutnya turun ke tahapan WAHIDIIYYAH yang disebut juga sebagai HAQEEQATI INSANI.
Pada tahap Wahidiiyyah tampak adanya asma-asma yang diperintah (asma duniawi). Pada tahapan ini Dzat sudah berada dalam bentuk-bentuk dhohir yang bisa dipahami dan dapat diraba-rasakan oleh panca indera.
Ahadiiyyah adalah ke-Esa-an Dzat, wahdah adalah ke-Esa-an Sifat dan Wahidiiyyah adalah ke Esa an Asma. Oleh karena itu Ahadiiyyah, Wahdah dan Wahidiiyyah adalah Qodim …Mungkin bisa kita katakan sebagai berikut : Ahadiiyyah adalah Ke-Esa-an Dzat yang murni, Wahdah adalah kesatuan Dzat (homogen) dan Wahidiiyyahadalah kemajemukan dalam kesatuan Dzat, seperti kata-kata Bhineka Tunggal Ika. Pada tahapan Ahadiiyyah tidak ada apa-apa di sampingnya, ruang dan waktu pun belum ada, yang ada hanya Dzat semata-mata, Qiyamuhu Ta’ala Binafsihi : berdirinya Dzat dengan SENDIRINYA, Asma dan Sifat masih tersembunyi di dalam Dirinya. Oleh karena Dia ingin dikenal maka Dia keluar dari kemurniannya melalui SIFAT IRODATNYA (Kehendak-Nya) dan SIFAT KALAMNYA : KUN (JADILAH) MAKA JADI (FAYAKUN).
Oleh karena belum ada apa-apa selain DIA, maka bahan dasarnya berasal dari DIRINYA SENDIRI, dari NUR-NYA yang dijadikan NUR MUHAMMAD yang disebut juga sebagai JAUHAR AWAL, JAUHAR AKHIR, RUH IDHOFI atau WUJUD IDHOFI. Selanjutnya Nur Muhammad ini merupakan segala sumber bahan baku untuk menciptakan bentuk-bentuk lain-lainnya pada tahapan Wahidiiyyah yang dalam rinciannya adalah : alam arwah, alam mitsal, alam ajsam dan alam insan kamil, sebagai suatu ciptaan yang baru disebut MUHADDAS.
Alam arwah : adalah tahapan dimana pada tahapan ini para Ruh, segala macam jenis Ruh yang diciptakan dari Nur Muhammad, termasuk Ruh Manusia biasa, Ruh Malaikat, Ruh hewan dan tumbuh-tumbuhan terhimpun. Pada tahapan ini para Ruh tersebut sudah berikrar ketika Allah bertanya kepada mereka : BUKANKAH AKU TUHANMU, KEMUDIAN MEREKA MENJAWAB : BENAR KAMI BERSAKSI
( AL A’RAAF 7 : 172 ). Ayat ini merupakan Syahadat Awal sebagai ikrar yang pertama dari para Ruh ketika masih di Alam Arwah.

Alam mitsal : adalah dunia tamsilan, pada tahap ini sudah ada bentuk dasar (prototype, pola dasar) yang tidak bisa di pecah-pecah sebagaimana halnya dengan atom.

Alam ajsam : Tahapan ini disebut juga alam jasad, karena sudah ada bentuk yang lebih kasar dan bisa dibagi-bagi, bisa terurai (munfasil). Disebut juga sebagai alam sebab musabab. Misalnya embryo terbentuk setelah terjadi pembuahan.

Alam insan : Merupakan perpaduan seluruh tahap sebelumnya.

Bila tahapan penurunan kita rinci mulai dari Ahadiiyyah, Wahdah, Wahidiiyyah, alam arwah, alam mitsal, alam ajsam sampai ke alam Insan Kamil, maka akan kita dapatkan 7 tahapan atau martabat. Adapun tahapan-tahapan tersebut hanyalah merupakan hipotesa atau kerangka teoritis untuk mempermudah pemahaman kita dalam masalah Dzat. Maha suci Allah dari segala perumpamaan. Kita hendaknya jangan terpaku kepada Hipotesis apapun, karena Dzat Allah adalah Transenden, tidak bisa terjangkau oleh akal dan pikiran, namun keberadaanNya hanya bisa dirasakan melalui keyakinan hati dari diri kita masing –masing.
Dengan demikian manisfestasi DIRI DZAT menjadi lengkap, mulai dari ke-Abadian dalam ke-Illahian yang tanpa kwalitas (tanzih) meluas ke-Penguasaan (Rububiiyyah) yang berkwalitas (Tasbih) sampai ke-sementara-an yaitu Haqeeqati insani, mulai dari kecerdasan alam semesta, insan kamil sampai menjadi debu …Akhirnya kembali kepada Dzat. Dari Dzat kembali kepada kekekalan Dzat. ( Hukum Kekekalan Dzat, Imanensi ).
Di dalam lautan Ahadiiyyah terbentuk satu gelembung Wahdah, dari satu gelembung tersebut muncul gelembung-gelembung lain yang banyaknya sangat tak terhingga (Wahidiiyyah), bila gelembung-gelembung tersebut pecah maka mereka akan kembali kedalam lautan Ahadiiyyah yang tenang dan tenteram.
Konsep Tanuzzullat merupakan suatu teori HUKUM KEKEKALAN DZAT.
Bukan suatu hal yang mustahil bila HUKUM KEKEKALAN MASA dari ALBERT EINSTEIN yang terkenal dengan Teori Relativitas-nya dengan rumus E = M x C2 mungkin idenya berasal dari teori KEKEKALAN DZAT. Kita tidak tahu… yang kita ketahui adalah bahwa : Einstein berhasil menggetarkan inti atom sehingga menimbulkan ledakan hebat dari bom atom.

SEORANG YANG BERIMAN MANAKALA MENDENGAR ASMA ALLAH AKAN BERGETAR HATINYA (AL ANFAL 8 : 2).

Hatinya yang mana ??? Bila yang dimaksud dengan hati adalah inti, maka setiap sel bahkan setiap atom di tubuh kita mempunyai inti. Di dalam dada ada qolbu, di dalam qolbu ada fuad, di dalam fuad ada sir, di dalam SIR ada AKU.
Bila seorang mukmin bisa menggetarkan hatinya, menggetarkan qolbunya, menggetarkan setiap inti selnya, menggetarkan setiap inti atomnya, menggetarkan AKU yang ada didalamnya, maka betapa dahsyat reaksi yang terjadi, pasti lebih dahsyat dari ledakan Bom Atom.

APABILA DIBACAKAN AYAT-AYAT ALLAH KEPADA MEREKA, MAKA MEREKA MENYUNGKUR, BERSUJUD DAN MENANGIS ( MARYAM 19 : 58 ).

MERINDING KULIT ORANG-ORANG YANG TAKUT KEPADA TUHANNYA, KEMUDIAN MENJADI TENANG KULIT DAN HATI MEREKA DI WAKTU MENGINGAT ALLAH ( AZ-ZUMAR 39 : 33 ).

Setiap orang memiliki potensi tersebut. Karena Dzat Ilahiah ada di dalam diri kita masing-masing. Bagaimana caranya untuk membangkitkan energi dahsyat yang sedang tidur itu ??? Itulah yang harus dicari, pintu ijtihad masih tetap terbuka.
Silahkan cari sendiri …rahasia yang terkandung di dalam Al Qur’an. Rahasia yang terkandung di dalam diri kita sendiri. Kekuatan yang tidak kita sadari, kita sebut kekuatan pikiran alam bawah sadar ( subconscious mind ), kemampuannya jauh lebih besar dari kemampuan pikiran sadar kita ( conscious mind ). Bila kita bisa mempergunakan 15 persen dari kemampuan otak kita, kemampuan pikiran sadar kita, maka kita sudah menjadi orang yang jenius. Kemampuan kita yang 85 persen masih terpendam di alam bawah sadar kita .
Manusia terdiri dari fisik atau jasmaniah, jiwa atau nafsiah dan ruh. Demikian pula mengenai kesadarannya, ada kesadaran fisik didominasi otak kiri, kesadaran jiwa atau nafs untuk menimbang rasa berpusat di qolbu yang didalamnya ada fuad yaitu hati yang bersih. Kemudian kesadaran Ruh, tempatnya lebih dalam dari fuad ( syagofa ), berpusat di hati nurani. Menurut bahasa ilmiahnya ada yang disebut IQ Kecerdasan Intelektual berpusat di otak kiri dan yang di otak kanan ada EQ Kecerdasan Emosional dan SQ Kecerdasan Spiritual. Menurut bahasa para ahli psikologinya mungkin EGO, SUPER EGO dan ID.
Hanya melalui Kesadaran Ruh lah kita bisa berkomunikasi dengan Tuhan, karena Ruh adalah Dzat Ilahiah. Dzat Ilahiah dengan Dzat Ilahiah saling berkomunikasi.
Menurut bahasa Rosululloh Muhammad Saw :
MANUSIA ITU DALAM KEADAAN TIDUR, KETIKA MATI BARULAH MEREKA TERBANGUN . KITA HARUS BISA MATI SEBELUM MATI .

Rosulullah pun bersabda :
AKU MEMILIKI WAKTU KHUSUS DENGAN TUHAN, YANG DI DALAMNYA TIADA LAGI MALAIKAT ATAU ROSULNYA … Artinya apa ???
Kenapa tiada lagi…??? Muhammadnya kemana…??? Dimana …???
Muhammadnya... lebur … larut … tenggelam … baqo dalam Tuhan …!!!
Anna A’rabun bilaa ain…Aku Arab tanpa huruf ain… Aku Rab…
Aku Ahmad tanpa mim … Aku Ahad …
Manunggaling Kaula Gusti …!!!??? SIAPA TAKUT …!!!???

Menurut bahasa Al Qurannya :
AKU SINGKAPKAN TABIR YANG MENUTUPI MATAMU, MAKA PANDANGAN MATAMU AKAN MENJADI TAJAM ( AL QAAF 50 : 22 )

MEREKA YANG BERJUANG DI JALAN ALLAH, TENTU KAMI BIMBING MEREKA KE JALAN-JALAN KAMI ( AL ANKABUT 29 : 69 ).

BERDO’ALAH KEPADA KU NISCAYA KU PERKENANKAN BAGIMU.
( AL MUKMIN 40 : 60 )

TUHAN AKAN MEMBIMBING KEPADA CAHAYA NYA BAGI SIAPA YANG DIA KEHENDAKI ( AN NUUR 24 : 35 ).
KATAKANLAH ( Hai Muhammad ) : JIKA KAMU MENCINTAI ALLAH IKUTILAH AKU ( Muhammad ), NISCAYA ALLAH MENCINTAI KAMU DAN JUGA MENGAMPUNI DOSA-DOSA KAMU … DST … ( ALI IMRON 3 : 31 ).

Surat ALI IMRON 3 : 31 adalah perintah dari Allah agar kita mengikuti Muhammad.
Rosulullah Muhammad adalah suri tauladan bagi umat Islam. Perilaku beliau dianggap sebagai Al Qur’an yang ke dua. Berarti kita juga harus mengikuti tata cara beliau ketika di guha Hiro, sehingga bisa berkomunikasi dengan Tuhan…!!! Kata Rosulullah, belajarlah sampai ke negeri Cina. Ada apa di Cina ???


Sifat-sifat dari Ahadiiyyah dimanifestasikan dalam Wahdah. Sifat-sifat wahdah dimanifestasikan dalam Wahidiiyyah, maka Wahidiiyyah juga merupakan manifestasi sifat-sifat dari Ahadiiyyah. Akan tetapi di dalam Wahidiiyyah semua Asma dan sifat-sifat Dzat menjadi tersembunyi, dengan perkataan lain DZAT ALLAH dengan segala SIFAT-SIFAT NYA tersembunyi dalam diri setiap insan. Misalnya sifat Laesa kamislihi syae’un, tidak serupa dengan apapun, kenyataannya setiap manusia tidak ada yang serupa, sekalipun dia kembar pasti ada perbedaan, suaranya, korneanya dan garis nasibnya tidak pernah sama. Contoh lainnya adalah Sifat Hayun dan Qoyum, Yang Maha Hidup dan Berdiri Sendiri, kenyataannya adalah jantung yang berdenyut sendiri tanpa perintah siapapun. Bila jantung manusia dibelah maka pada penampang anatominya mirip dengan lafad Allah.
Pada jantung manusia ada daerah pusat denyut yang menyebarkan energi ke segenap penjuru dinding jantung agar tetap berdenyut, sedangkan di atas hurup Lam akhir pada lafad Allah ada titik 3 yang disebut Tasydid. Tasydid pada lafad Allah mempunyai makna khusus yang sangat potensil … di dalamnya terkandung sesuatu yang luar biasa … Yang tersembunyi. Demikian menurut para sesepuh.
Kedua contoh tersebut di atas sesuai dengan firman Allah :
AKU CIPTAKAN MANUSIA DENGAN CARA YANG SEMPURNA (ATIN 95 : 4). Agar sempurna maka bahan bakunya juga harus sempurna yaitu Dzat Allah itu sendiri, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.

SETELAH SEMPURNA KEJADIANNYA AKU HEMBUSKAN RUHKU KE DALAMNYA ( AL HIJR 15 : 29 ).
Ruh-Ku mengandung makna Essensi Dzat Allah ada didalam semua ciptaanNya. Berarti di dalam diri setiap manusia, ada benih-benih sifat ke-Ilahian.
Dalam biji tersembunyi benih. Benih mempunyai beraneka ragam potensi (sifat) untuk menjadi akar, batang, dahan, ranting, daun, bunga dan buah sehingga menjadi suatu pohon yang lengkap. Setelah menjadi pohon, maka benih menjadi tersembunyi di dalam pohon, demikian pula sebaliknya …
Surat Al Hijr 15 : 29 mengandung makna yang sangat universal. Ruh Allah, Dzat Ilahiah tidak hanya sekedar di dalam diri setiap umat manusia namun juga berada di dalam semua benda - mahluk ciptaan Allah. Misalnya di dalam bunga-bungaan yang berwarna-warni, sehingga bunga-bunga tersebut tampak menjadi sangat indah, karena di dalamnya ada Ruh Allah, ada Dzat Ilahiah. Bisa kita bayangkan bila bunga-bungaan itu hanya mempunyai satu warna putih saja seperti bunga Angrek Bulan, pasti akan membosankan. Sehingga muncul rekayasa genetika, cara penyilangan yang bisa menghasilkan bunga Angrek Bulan yang berwarna hitam dan yang berwarna-warni. Harga bunga Angrek Bulan yang hitam dan yang berwarna-warni lebih mahal dari bunga Angrek Bulan yang putih. Lalu kenapa kita harus membeda-bedakan sesama umat manusia, berdasarkan ras atau warna kulitnya??? Semua umat manusia sama dimata Allah yang berbeda adalah kadar keimanan dan ketaqwaannya.
DAN DI ANTARA TANDA-TANDA KEKUASAAN-NYA ADALAH PENCIPTAAN LANGIT DAN BUMI, ADANYA ANEKA BAHASA DAN WARNA KULITMU
( AR-RUM 30 : 22 ).
ORANG YANG PALING MULIA DI SISI ALLAH ADALAH DIA YANG PALING TAQWA DIANTARA KALIAN ( AL HUJURAT 49 : 13 ).
Oleh karena itu, untuk meningkatkan keberagamaan dan keberimanan kita, sudah sewajarnya dan sudah seharusnya bila di dalam perjalanan hidup ini, kita mulai melangkah dari bentuk-bentuk lahiriyah (eksternal) menuju kepada makna yang haqiqi dan tersembunyi (bathin), dari makna yang tersurat kepada makna yang tersirat. Demikian, karena Allah telah membuat perumpamaan-perumpamaan …
Kata Jalaluddin Rumi : Jangan terpaku pada bentuk. Bila kau bijak ambillah mutiara dari cangkangnya.
Oleh karena itu, JANGAN TERPESONA, JALAN TERUS, JANGAN MANDEG.
Sebagai umat Islam setiap hari minimal 17 kali kita memohon kepada Allah :
TUNJUKANLAH JALAN YANG LURUS ( AL FAATIHAH 1 : 6 ).
Kemudian Tuhan berfirman :
INILAH JALAN YANG LURUS MENUJU KEPADA KU ( AL HIJR 15 : 41 ).

KATAKANLAH : INILAH JALANKU, AKU MENGAJAK KAMU KEPADA ALLAH DENGAN PENGLIHATAN YANG NYATA ( YUSUF 12 : 108 ).

Selanjutnya terserah kita, apakah kita akan melalui jalan tersebut atau tidak. Manusia diberi kebebasan untuk memilih jalan mana yang akan dilaluinya. Jalan ke kiri atau ke kanan, ke atas atau kebawah semuanya berada dalam ketentuan hukum-hukum Tuhan. Semuanya berada dalam Ke-Esa-an Tuhan. Lalu bagaimana kita bisa yakin bahwa madu itu manis, bila belum pernah mencicipinya. Bila kita benar-benar mencintai Allah, mau tidak mau kita harus melalui jalan itu, bila tidak berarti kita mencintai yang lain selain Allah. Berarti kita mempersekutukan Allah melalui dosa syirik yang tersembunyi, sehingga akhirnya kita (Umat Islam) akan hancur.
INILAH JALANKU YANG LURUS, HENDAKNYA KAMU MENGIKUTINYA, JANGAN IKUTI JALAN-JALAN LAIN, SEHINGGA KAMU TERCERAI BERAI DARI JALAN NYA… DEMIKIANLAH DIPERINTAHKANNYA KEPADAMU, SUPAYA KAMU BERTAKWA. ( AL AN’AM 6 : 153 ).

BERUNTUNGLAH ORANG-ORANG YANG MENYUCIKAN JIWANYA DAN MERUGILAH ORANG-ORANG YANG MENGOTORINYA ( AL SYAMS 91 : 10 ).

Sesungguhnya sebelum alam semesta dengan segala isinya diciptakan oleh Tuhan, gagasan dan rancangannya sudah ada sebagai ide didalam DIRINYA, DI DALAM PIKIRAN TUHAN, DI DALAM PENGETAHUAN TUHAN, merupakan bentuk-bentuk imaginer (bayangan) di dalam DIRINYA. Tuhan adalah satu tapi ide NYA banyak. Bentuk-bentuk imaginer itulah yang disebut al a’yan tsabiita.
AKU MENCIPTAKAN ENGKAU SEBELUMNYA, KETIKA ENGKAU BELUM APA-APA ( AL MARYAM 19 : 9 )
BUKANKAH TELAH DATANG ATAS MANUSIA SATU WAKTU DARI MASA, SEDANG DIA KETIKA ITU BELUM MERUPAKAN SESUATUYANG DAPAT DISEBUT ( AL INSAN 76 : 1 ).

DIA MENCIPTAKAN MANUSIA DALAM BAYANGAN RAHMAN ( HADITS ).
DIA MENCIPTAKAN MANUSIA (ADAM) SEBAGAIMANA WAJAH NYA.
( HADITS ).

Sebelum penciptaan dilaksanakan, Dia telah mengetahui akan segala macam rinciannya sampai ke bentuk debu sekalipun, oleh karena DIA adalah AL ALIM Yang Maha Mengetahui segala sesuatu.
DIA MAHA MENGETAHUI AKAN SEGALA CIPTAAN-NYA (YASIN 36 : 78).
ALLAH MERANGKUM SEGALA SESUATU DALAM ILMUNYA
(AT THOLAQ 65 : 12).

KEPUNYAAN ALLAH SEGALA YANG ADA DI LANGIT DAN DI BUMI DAN ALLAH MERANGKUM (DALAM ILMUNYA) SEGALA SESUATU
(AN NISA 4 : 126).

TIADAKAH MEREKA MELAKUKAN PERJALANAN DI MUKA BUMI, SEHINGGA MEREKA MEMPUNYAI HATI YANG DENGAN ITU MEREKA MERASA DAN MEMPUNYAI TELINGA YANG DENGAN ITU MEREKA MENDENGAR. SUNGGUH BUKANLAH MATANYA YANG BUTA TETAPI YANG BUTA ADALAH HATINYA YANG ADA DI DALAM DADA
( AL HAJJ 22 : 46 ).

DIA AKAN MEMBERI PETUNJUK KEPADA HATINYA ( AT-TAGABUN 64 : 11 ).

DIALAH YANG MENCIPTAKAN PENDENGARAN, PENGLIHATAN DAN HATI BAGIMU, TETAPI SEDIKIT SAJA KAMU BERSYUKUR ( AL MU’MINUN 23 : 78 ).

JANGANLAH IKUTI APA YANG TIADA KAMU KETAHUI.
SUNGGUH, PENDENGARAN, PENGLIHATAN DAN HATI MASING-MASING AKAN DIMINTAI PERTANGGUNGAN JAWAB
( AL ISRA 17 : 36 ).

LIDAH, TANGAN DAN KAKI MEREKA MENJADI SAKSI ATAS APA YANG MEREKA LAKUKAN ( AN NUUR 24 : 24 )
BERKATALAH KEPADA KAMI TANGAN MEREKA DAN MEMBERI KESAKSIANLAH KAKI MEREKA TERHADAP APA YANG DAHULU MEREKA USAHAKAN ( YAASSIIN 36 : 65 )

Allah Maha Pencipta. Dia yang menciptakan jagad raya, alam semesta dengan segala isinya. Allah menciptakan manusia dengan cara yang sempurna, bentuk yang sempurna, diberi mata dan telinga untuk menerima informasi, otak untuk berpikir dan hati untuk mempertimbangkan salah dan benar kemudian disimpan di alam bawah sadar. Pada umumnya manusia lebih menyukai informasi yang negatif, sehingga hatinya berkarat, tertutup hal-hal negatif. Di akhirat nanti semuanya akan dimintai pertanggungan jawab termasuk hati, yaitu hati yang tidak pernah mengucapkan Asma Allah. Nuraninya tertutup, benih-benih Ke-Ilahiannya tertutup ego, tertutup berhala duniawi. Biang semua berhala adalah egomu sendiri, demikian kata Rumi. Umat yang seperti itu pasti akan hancur. Ruh tidak pernah dituntut, karena Ruh adalah bagian dari Dzat Allah yang Suci tidak akan kena polusi duniawi. Ruh berasal dari
Demikianlah Allah sebagaimana seorang Arsitek yang akan membangun suatu proyek dimana gagasan dan rancangan proyek tersebut sudah ada di dalam pikiran si Arsitek sesuai dengan pengetahuannya sebagai seorang Arsitek. Gagasan dan rancangan tersebut kemudian dituangkan dalam bentuk gambar dan rinciannya serta dibuatnya pula bentuk-bentuk miniaturnya sesuai dengan selera si Arsitek.
Allah adalah Maha Arsitek dan DIA adalah AL QADIR Yang Maha Kuasa atas segalanya, semua ciptaan –Nya tergantung kepada Kehendak-Nya. Segala macam ciptaan Nya disebut Makhluk. Makhluk tidak memiliki wujud, kecuali Allah menghendakinya. Hanya Allah yang memiliki wujud mutlak dan Dialah pemilik kehidupan … Kata Einstein semua yang tampak hanya ilusi, hanya bayangan. Karena semua benda, semua atom bisa berubah wujud menjadi energi yang bergetar, yang dinamakan energi Quanta, tidak berwujud dan tidak tampak oleh mata. Energi Quanta bisa berubah menjadi cahaya atau warna dan bisa kembali menjadi atom. Ternyata di dalam setiap energi Quanta sudah terprogram untuk menjadi bahan baku semua benda di alam semesta. Pertanyaannya adalah siapa yang membuat program tersebut ??? Semua Energi adalah Cahaya yang berasal dari SUMBER YANG SATU, dari DIA Yang Maha Memiliki Kudrat dan Irodat atas segala sesuatu...
Berdasarkan penjelasan di atas bisa kita ambil suatu kesimpulan bahwa makhluk ciptaan tidak bisa disamakan dengan Sang Penciptanya. Makhluk tetap makhluk sampai kapanpun, Tuhan tetap Tuhan sampai kapanpun. Seorang hamba jelas tidak bisa berubah menjadi Tuhan.
Walaupun demikian, oleh karena bahan bakunya berasal dari Dzat Allah, maka semua aspek-aspek ketuhanan ada di dalam diri setiap makhluk. Perbedaannya adalah aspek-aspek ketuhanan dalam diri makhluk menjadi tidak sempurna, terikat pada keterbatasan-keterbatasan. Aspek-aspek Ketuhanan dalam DIRI DZAT adalah sempurna, mutlak dan abadi, bebas dari segala keterbatasan… Biji gandum setelah menjadi roti, dia tidak punya kemampuan lagi untuk mengeluarkan benih, namun zat gandumnya tetap ada di dalam roti. Hal ini sesuai dengan hukum kekekalan masa dari Einstein, bila suatu masa energi berubah bentuk menjadi masa energi lain maka potensialitasnya akan berkurang, karena ada bagian masa energi yang hilang.
Dengan demikian keberadaanNYA bisa dimana-mana. Dzat Allah meliputi segala sesuatu ( FUSHSHILAT 41 : 54 ). Namun di dalam ke-Esa-annya Dia tidak kemana-mana. Juga di dalam dirimu apakah engkau tidak memperhatikan ( Adz-DZAARIYAAT 51 : 21 ). Kemanapun engkau menghadap disanalah Wajah Allah, sesungguhnya Allah meliputi segala sesuatu dan mengetahui segala sesuatu (AL BAQARAH 2 : 115). Dia bersamamu dimanapun engkau berada (AL HADID 57 : 4).
Berarti Allah akan selalu mengawasi dan menjadi saksi atas segala tingkah laku kita dimanapun kita berada. Apakah kita tidak malu?

SESUNGGUHNYA ALLAH SELALU MENGAWASI KAMU (AN NISA 4 : 1).
DAN TUHAN MENYAKSIKAN SEGALANYA (AL AHZAB 33 : 52).
DI DALAM DIRI MANUSIA ADA YANG MELIHAT ( AL QIYAMAH 75 : 14 ).
AKU BUKA TABIR YANG MENUTUPI MATAMU, MAKA PANDANGAN MATAMU MENJADI TAJAM ( AL QAAF 50 : 22 ).
penglihatan di dalam Surat Al Qaaf 50 : 22 bukan berarti ketajaman penglihatan mata lahir, akan tetapi mata bathinnya, intuisinya atau pirasatnya, kecerdasannya, nalarnya menjadi tajam. Sehingga orang-orang yang beriman dan bertaqwa kepada Allah akan menjadi kreatif dan inovatif, menjadi panutan dan menjadi nara sumber bagi orang-orang di sekitarnya. Kemampuannya melebihi orang-orang yang jenius. Otak kiri dan otak kanannya bekerja selaras, serasi dan seimbang. Kemampuan kekuatan alam bawah sadarnya meningkat. Karena Allah sendiri yang akan memberikan pengetahuan kepadanya. Allah akan membimbing dengan Cahaya-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Karena Allah adalah Guru Sejatinya…
Sesungguhnya pikiran alam bawah sadar itu adalah kesadaran Ruh… Kesadaran tingkat tinggi … yang disebut KESADARAN SEJATI … Kesadaran dari HATI NURANI yang membawa kita menuju kepada Ilahi Robbi… Sumber Kebenaran dan Kebahagiaan Sejati … Sesungguhnya Hukum-Hukum Allah Yang Asli sudah tercetak di dalam hati nurani setiap manusia, sebagai fitrah manusia, namun tertutup oleh nafsu duniawi…
Sumber
DZAT SEBAGAI ANA (AKU) DZAT SEBAGAI ANA (AKU) Reviewed by Kakang Prabu on 00.45.00 Rating: 5

Tidak ada komentar

Support