NABI SHOLEH ALAIHISSALAM
Nabi saleh as merupakan putra dari Ubaid bin jabir bin Tsamud. Kaumnya bernama Tsamud, ia adalah nama yang dibangsakan kepada nama kakeknya yang bernama Tsamud bin Air bin iram bin sam bin Nuh. Nabi Shaleh as merupakan keturunan Nabi Nuh as yang keenam. Tsamud menempati daerah yang semula ditempati oleh kaum Aad. Negeri itu telah kosong ditinggalkan oleh bangsa Aad.
Tsamud adalah nama suatu suku dan oleh
sejarah dimasukkan bagian dari bangsa arab dan ada pula yang
menggolongkan mereka ke dalam bangsa Yahudi. Mereka bertempat tinggal di
suatu dataran bernama “Alhjir” terletak antara Hijaz dan Syam yang
dahulunya termasuk jajahan dan dikuasai suku Aad yang telah habis binasa
disapu angina taufan yang dikirim oleh Allah sebagai pembalasn atas
pembangkangan dan pengingkaran mereka terhadap dakwah dan risalah Nabi
Hud a.s
Cerita nabi saleh –
Kemakmuran dan kemewahan hidup serta kekayaan alam yang dahulu dimiliki
dan dinikmati oleh kaum aad telah diwarisi oleh kaum tsamud. Tanah yang
subuh yang memberikan hasil berlimpah ruah, binatang-binatang perahan
dan lemak yang berkembang biak, kebun-kebun bunga yang indah-indah,
bangunan rumah-rumah yang didirikan di atas tanah yang datara dan
dipahatnya dari gunung. Semuanya itu menjadi mereka hidup tenteram,
sejahtera dan bahagia, merasa aman dari segala gangguan alamiah, dan
kemewahan hidup mereka akan kekal bagi mereka dan makmur keturunan
mereka.
Kaum tsamud sama seperti kaum Aad yang
tidak mengenal Tuhan. Tuhan mereka adalah berhala-berhala yang mereka
dan puja, kepadanya mereka berqurban, tempat mereka minta perlindungan
dari segala macam musibah dan mengharapkan kebaikan serta kebahagiaan.
Mereka tidak dapat melihat atau memikirkan lebih jauh apa yang dapat
mereka jangkau dengan panca indra.
Allah tidak akan membiarkan
hamba-hamba-Nya berada dalam kegelapan terus menerus tanpa diutusnya
Nabi untuk memberi penerangan dan memimpin mereka keluar dari jalan yang
sesat ke jalan yang benar. Demikian pula Allah tidak akan menurunkan
azab dan siksaan kepada suatu umuat sebelum mereka diperingatkan dan
diberi petunjuk oleh-Nya degan perantara seorang yang dipilih untuk
menjadi utusan dan rasul-Nya. Sunatullah ini berlaku pula kepada kaum
Tsamud, yang kepada mereka telah diutuskan Nabi Saleh as seorang yang
telah dipilih-Nya dari suku mereka sendiri, dari keluarga yang
terpandang dan dihormati oleh kaumnya, terkenal tangkas, cerdik pandai,
rendah hati dan ramah-tamah dalam pergaulan.
Oleh Nabi Saleh as mereka dikenalkan
kepada Tuhan yang sepatutnya mereka sembah dan puja, Allah yan maha esa,
yang telah menciptakan mereka, menciptakan alam sekitar mereka,
menciptakan tanah-tanah yang subur yang menghasilkan bahan-bahan
keperluan hidup mereka, menciptakan binatang-binatang yang memberi
manfaat dan berguna bagi hidupan mereka dan yang telah memberi mereka
kenikmatan, kemewahan hidup dan kebahagiaan lahir dan batin. Tuhan Yang
Maha Esa itulah yang harus mereka sembah dan bukan patung-patung yang
mereka pahat sendiri dari batu-batu gunung yang tidak berkuasa memberi
sesuatu kepada mereka atau melindungi mereka dari ketakutan dan bahaya.
Nabi Saleh as memperingatkan mereka
bahwa ia adalah seorang dari mereka, terjalin antara dirinya dan mereka
ikatan keluarga dan darah. Mereka adalah kaumnya dan sanak keluarganya
dan dia adalah seketurunan dan sesuku dengan mereka. Ia mengharapkan
kebaikan dan kebajikan bagi mereka dan sesekali tidak akan menjerumuskan
mereka ke dalam hal-hal yang akan membawa mereka dalam kerugian,
kesengsaraan dan kebinasaan bagi mereka. Ia menerangkan kepada mereka
bahwa ia adalah pesuruh dan utusan Allah, dan apa yang diajarkan dan
didakwahkan kepada mereka adalah adalah amanat Allah yang harus dia
sampaikan kepada mereka untuk kebaikan mereka semasa hidup dan sesuah
mereka mati di akhir kelak. Ia mengharapkan kaumnya mempertimbangkan dan
memikirkan sungguh-sungguh apa yang ia serukan dan anjurkan dan agar
mereka segera meninggalkan persembahan kepada berhala-berhala itu dan
percaya beriman kepada Allah Maha Esa seraya bertaubat dan mohon ampun
kepada-Nya atas dosa perbuatan syirik yang selama ini telah mereka
lakukan. Allah Maha dekat kepada mereka mendengarkan doa dan memberi
ampun kepada yang salah bila mereka memohon ampun dengan
sungguh-sungguh.
Terperanjatlah kaum nabi Saleh as
mendengar seruan dan dakwahnya yang bagi mereka mereupakan hal yang baru
yang tidak diduga akan datang dari saudara atau anak mereka sendiri.
Maka serentak ditolaklah ajakan Nabi Saleh as itu.
Nabi saleh memperingatkan mereka agar
jangan menetangnya dan agar mengikuti ajakannya dengan beriman kepada
Allah yang telah mengaruniai mereka rezeki yang luas dan penghidupan
yang sejahtera. Diceritakan kepada mereka kisah kaum-kaum yang mendapat
siksa dan azab dari Allah karena menentang rasul-Nya dan mendusktakan
risalah-Nya. Hal yang serpa itu dapat terjadi atas mereka jika mereka
tidak mau menerima dakwahnya dan mendengar nasihat, yang diberikan
secara ikhlas dan jujur sebagai seorang anggota dari keluarga besar
mereka dan yang tidak mengharapkan atau menuntut upah dari mereka atas
usahanya itu. Ia hanya mennyampaikan amanat Allah yang ditugaskan
kepadanya dan Allahlah yang akan memberinya upah dan ganjaran untuk
usahanya memberi pimpinan dan tuntutan kepada mereka.
Dari kaum Tsamud hanya beberapa saja
yang mau menerima dakwah Nabi Saleh as dan beriman kepada-Nya. Kaum
Tsamud yang mau menerima dakwah nabi saleh as terdiri dari orang-orang
yang berkedudukan sosial lemah, sedangkan sebagian yang terbesar
terutamanya mereka yang tergolong orang-orang kaya dan berkedudukan
tetap berkeras kepala dan menyombongkan diri menolak ajakan Nabi Saleh
as dan mengingkari kenabiannya.
Setelah gagal menghentikan usaha dakwah
Nabi saleh as dan dilihatnya ia bahkan makin giat menarik orang-orang
mengikutinya dan berpikah kepadanya para pemimpin dan pemuka kaum Tsamud
berusaha hendak membendung arus dakwahnya yang makin lama makin
mendapat perhatian terutama dari kalangan bawahan menengah dalam
masyarakat. Mereka menantang Nabi salah as dan untuk membuktikan
kebenaran kenabiannya dengan suatu bukti mukjizat dalam bentuk benda
atau kejadian luar biasa yang berada di luar kekuasaan manusia.
Nabi saleh as sadar bahwa tentangan
kaumnya yang menuntut bukti berupa mukjizat itu adalah bertujuan hendak
menghilangkan pengaruhnya dan mengikis habis kewibawannya di mata
kaumnya terutama pada pengikutnya bila ia gagal memenuhi tentangan dan
tuntutan mereka. Nabi saleh membalas tentangan mereka dengan nenuntut
janji dari mereka bila ia berhasil mendatangkan mukjizat, mereka akan
meninggalkan agama dan persembahan mereka dan akan mengikuti Nabi Saleh
as dan beriman kepadanya.
Sesuai dengan permintaan dan petunjuk
pemuka-pemuka kaum Tsamud berdoa’lah Nabi SALeh as memohon kepada Allah
agar memberinya suatu mukjizat untuk membuktikan kebenaran risalahnya
dan sekaligus mematahkan perlawanan dan tentangan kaumnya yang masih
berkeras kepala itu. Ia memohon dari allah dengan kekuasaan-Nya
menciptakan seekor unta betina dikeluarkannya dari perut sebuah batu
karang besar yang terdapat di ssi sebuah bukti yang mereka tunjuk.
Kemudian dengan izin Allah yang maha
kuasa lagi Maha Pencipta terbelahlah batu karang yang ditunjuk itu dan
keluar dari pertnya seekor unta betina. Dengan menunjuk kepada binatang
yang baru keluar dari pertu batu besar itu berkalah nabi saleh kepada
mereka : “Inilah dia untah Allah, jangan kamu ganggu dia biarlah ia
mencari makanannya senddiri di atas bumi Allah ia mempunya giliran untuk
mendapatkan air minum dan kamu mempunyai kirin untuk mendapatkan minum
bagimu dan bagi ternakanmu juga dan ketahuilah bahwa Allah akan
menurunkan azab-Nya bila kamu sampai mengganggu binatang ini”
Kemudian berkeliaranlah unta di
ladang-ladang memakan rumput sesuka hatinya tanpa mendapat gangguan. Dan
pada saat giliran unta Nabi Saleh as itu datang minum tiada seekor
binatang lain berani menghampirinya. Hal ini menimbulkan rasa tidak
senang pemilik-pemilik binatang itu yang makin hari makin merasakan
bahwa adanya unta Nabi Saleh as di tengah-tegah mereka itu merupakan
gangguan.
Dengan berhasilnya nabi saleh as
mendatangkan mukjizat yang mereka tuntut gagallah para pemuka kaum
tsamud dalam usahanya untuk menjatuhkan kehormatan dan menghilangkan
pengaruh nabi saleh as bahkan sebaliknya, telah menambah tebal
kepercayaan para pengikutnya dan menghilangkan banyak keraguan dari
kaumnya. Maka dihasutlah oleh mereka pemilik-pemilik ternakan yang
merasa jengkel dan tidak senang dengan adanya unta nabi saleh as yang
merajalela di ladang dan kebun-kebun mereka serta ditakuti oleh
binatang-binatang peliharaannya.
Cerita Nabi Saleh – Persekongkolan
diadakan oleh orang-orang dari kaum Tsamud untuk mengatur rancangan
pembunuhan unta nabi Saleh as. Dan selagi orang masih dibayangi oleh
rasa takut dari azab ang diancam oleh Nabi Saleh as bila untanya
diganggu disamping adanya dorongan keinginan yang kuat untuk melenyapkan
binatang itu dari atas bumi mereka, muncullah tiba tiba seorang janda
bangsawan yang kaya raya menawakan dan menyerahkan dirinya kepada siapa
yang dapat membunuh untuh nabi saleh as. Di samping janda itu ada
seorang wanita lain yang mempunyai puteri cantik cantik menawarkan akan
menghadiahkan salah seseorang dari puteri-puterinya kepada yang berhasil
membunuh unta itu.
Dua macam hadiah yang menggiurkan dari
kedua wanita itu di samping hasutan para pemuka Tsamud mengundang dua
orang lelaki bernama Mushadda’ bin Muharrij dan Gudar bin Salif
berkemas-kemas akan melakukan pembunuhan untuk mendapatkan hadiah yang
dijanjikan di samping sanjungan dan pujian yang akan diterimanya dari
pada kafir suku Tsamud bila unta Nabi Saleh as telah mati dibunuh.
Dengan bantuan tujuh orang lelaki lagi
bersembunyilah kumpulan itu di suatu tempat di mana biasanya dilalui
oleh untah dalam perjalanannya ke tempat ia minum. Dan begitu
untah-untah yang tidak berdosa itu berjalan, segeralah betisnya oleh
Musadda’ yang disusul oleh Gudar dengan menikah pedangnya di perut unta.
Dengan perasaan bangga pergilah para
pembunuh untah itu ke ibu kota menyampaikan berita matinya untah nabi
saleh as yang mendapat sambutak sorak sorai dan teriakan gembira dari
pihak musyirikin seakan-akan mereka kembali dari medan perang dengan
membawa kemengangan.
Berkata mereka kpada Nabi Saleh as :
“Wahai saleh! Untamu telah mati dibunuh, cobalah datangkan akan apa yang
engkau katakan dulu akan ancamannya bila untah itu diganggu, jika enkau
betul-betul termasuk orang-orang yang terlalu benar dalam kata-katanya”
Nabi saleh as menjawab : “Aku telah
peringatkan kamu, bahwa Allah akan menurunkan azab-Nya atas kamu jika
kamu mengganggu unta itu. Maka dengan terbunuhnya unta itu maka
tunggulah engkau akan tibanya masa azab yng Allah telah janjikan dan
telah aku sampaikan kepada kamu. Kamu telah menentang Allah dan
terimalah kelak akibat tentanganmu kepada-Nya. Janji Allah tidak akan
meleset. Kamu boleh bersuka ria dan bersenang-senang selama tiga hari
ini kemudian terimalah ganjaranmu yang setimpal pada hari keempat.
Demikianlah kehendak Allah dan takdir-Nya yang tidak dapat ditunda dan
dihalangi”
Ada kemungkinnan menurut ahli tafsir
bahwa Allah melalui rasul-Nya Nabi sAleh as memberi waktu tiga hari itu
untuk memberi kesempatan, kalau-kalau mereka sadar akan dosanya dan
bertaubat minta ampun serta beriman kepada Allah.
Akan tetapi dalam kenyataanya dalam
tempo tiga hari itu mereka tidak menyadari kesalahan dan bertaubat.
Mereka bahkan mengejek nabi Saleh as yang ditentangnya untuk mempercepat
datangnya azab itu dan tidak usah menunggu waktu tiga hari lagi.
Nabi saleh memberitahu kaumnya bahwa
azab Allah yang akan menimpa di atas mereka akan didahului dengan
tanda-tanda, yaitu pada hari pertama bila mereka terbangun dari tidurnya
akan menemui wajah mereka menjadi kuning dan berubah menjadi merah pada
hari kedua dan hitam pada hari ketiga dan pada hari keempat turunlah
azab Allah yang pedih.
Mendengar ancaman azab yang
diberitahukan oleh Nabi Saleh as kepada kaumnya, kelompok sembilan orang
yang merupakan kelompok pembunuh unta mernacang pembunuhan untuk Nabi
Saleh as sebelum tibanya azab yang dianzamkan itu. Mereka mengadakan
pertemuan rahasia dan bersumpah bersama akan melaksanakan rancangan
pembunuhan itu di waktu malam, di saat orang masih tidur nyenyak untuk
menghindari tuntutan balas darah oleh keluarga Nabi Saleh, jika
diketahui mereka sebagai pembunuhnya. Rancangan mereka ini dirahasiakan
sehingga tidak diketahui dan didengar oleh siapa pun kecuali kesembilan
orang itu sendiri.
Ketika mereka datang ke tempat Nabi
Saleh as untuk melaksanakan rancangan jahatnya di malam yang gelap
gulita dan sunyi senyap berjatuhlah di atas kepala mereka batu-batu
besar yang tidak diketahi dari mana datangnya dan yang seketika
merebahkan mereka di atas tanah dalam keadaan tidak bernyawa lagi.
Demikianlah Allah telah melindungi Rasul-Nya dari perbuatan jahat
hamba-hamba-Nya yang kafir.
Satu hari sebelum hari turunnya azab
yang telah ditentukan itu, dengan izin Allah berangkatlah nabi saleh as
bersama para mukminin pengikutnya menuju Ramlah, sebuah tempat di
palestina. Meninggalkan Hijir dan dan penghuninya, kaum tsamud habis
binasa, ditimpa halilintar yang dahsyat beriringan dengan gempa bumi
yang mengerikan.
Pelajaran yang dapat kita ambil dari cerita nabi saleh
di atas adalah dosa dan perbuatan mungkiar yang dilakukan oleh
sekelompok kecil warga masyarkaat dapat berakibat negatif yang
membinasakan masyarakat itu seluruhnya
Dalam cerita nabi saleh ini
lihatlah bahwa kaum tsamud menjadi binasa, hancur dan bahkan tersapu
bersih dari atas bumi karena dosa dan pelanggaran perintah Allah yang
dilakukan oleh beberapa gelintir orang pembunuh unta Nabi saleh as
Di sinilah letak hikmah perintah Allah
agar kita melakukan amar makruf nahi mungkar. Karena dengan melakukan
tiugas amar makruf nahi mungkar yang menjadi fardu kifayah itu,
setidak-tidaknya kalau tidak berhasil mencegah kemungkiran yang terjadi
dalam msayarakat atua lingkungan kita, kita telah membebaskan diri dari
dosa menyetui atau merestui perbuatan mungkar itu.
Bersikap pasif acuh tak acuh terhadap
maksiat dan kemungkaran yang berlaku di depan mata bisa diartikan
sebagai persetujuan dan penyekutuan terhadpa perbuatan mungkar itu.
NABI SHOLEH ALAIHISSALAM
Reviewed by Kakang Prabu
on
16.06.00
Rating:
Tidak ada komentar