NABI SYITS ALAIHISSALAM
Setelah
terbunuhnya Habil oleh saudaranya, Qabil, kemudian Siti Hawa melahirkan
anak kembar lagi. Yang laki-laki diberi nama Syits (dalam bahasa Arab
dan ‘Ibrani) atau Syats (dalam bahasa Suryani). Sedangkan yang
perempuan diberi nama ‘Azura.
Pengarang kitab Qasas al-Anbiya (hal. 59) menyebutkan bahwa setelah menderita sakit selama 11 hari, Nabi Adam wafat. Ketika masih sakit, Nabi Adam berwasiat kepada Syits untuk menggantikan posisi kepemimpinannya. Nabi Adam juga mengingatkan Syits untuk menjaga kerahasiaan pelimpahan mandat ini agar jangan sampai diketahui oleh Qabil, si pendengki.
Menurut keterangan Ibnu ‘Abbas, ketika Syits dilahirkan, Nabi Adam sudah berusia 930 tahun. Nabi Adam sengaja memilih Syits sebab anaknya yang satu ini memiliki kelebihan dari segi keilmuan, kecerdasan, ketakwaan dan kepatuhan dibandingkan dengan semua anaknya yang lain.
Sebagai Nabi, Syits menerima perintah-perintah dari Allah yang tertulis dalam 50 sahifah. Demikian keterangan dari Hadits Nabi saw. yang diriwayatkan oleh Abu Dzar al-Ghifari sebagaimana dikutip dalam Tarikh Thabari (Jil. I, hal. 152).
Patut kita perhatikan bahwa dalam memilih pemimpin, Nabi Adam menjadikan ketakwaan, kecerdasan dan ketaatan sebagai kriteria utama. Nabi Adam mengebawahkan faktor usia, postur tubuh, kekuatan fisik dan aspek-aspek lainnya.
Nasehat Nabi Adam A.S kepada Syits A.S
(1)
Janganlah kamu merasa tenang dan aman hidup di dunia. Karena aku merasa
tenang hidup di surga yang bersifat abadi, ternyata aku dikeluarkan
oleh Allah daripadanya.
(2)
Janganlah kamu bertindak menurut kemauan hawa istri-sitri kamu. Karena
aku bertindak menurut kesenangan hawa istriku, sehingga aku memakan
pohon terlarang, lalu aku menjadi menyesal.
(3)
Setiap perbuatan yang kamu lakukan, renungkan terlebih dahulu akibat
yang akan ditimbulkan. Seandainya aku merenungkan akibat suatu perkara,
tentu aku tidak tertimpa musibah seperti ini.
(4)
Ketika hati kamu merasakan kegamangan akan sesuatu, maka tinggalkanlah
ia. Karena ketika aku hendak makan syajarah, hatiku) merasa gamang,
tetapi aku tidak menghiraukannya, sehingga aku benar-benar menemui
penyesalan.
(5)
Bermusyawarahlah mengenai suatu perkara, karena seandainya aku
bermusyawarah dengan para malaikat, tentu aku tidak akan tertimpa
musibah.
Semua yang terurai di atas adalah cara dan sarana. Pembaca, bisa mencari cara dan sarana di tempat yang lebih baik. Namun menjaga hati, wajib bagi kita. Karena, hatilah yang akan mewarnai seluruh anggota badan lainnya, berikut output yang dihasilkannya.
Semua yang terurai di atas adalah cara dan sarana. Pembaca, bisa mencari cara dan sarana di tempat yang lebih baik. Namun menjaga hati, wajib bagi kita. Karena, hatilah yang akan mewarnai seluruh anggota badan lainnya, berikut output yang dihasilkannya.
Dalam Kisah Lain di cetus kan :
Wahab
bin Munabbih mengatakan, ketika Adam meninggal, Syits telah berusia 400
tahun. Dia telah diberi tabut, tali, pedang, dan kudanya yang bernama
Maimun yang telah diturunkan kepadanya dari surga. Apabila kuda itu
meringkik, semua binatang yang melata di bumi menyambutnya dengan
tasbih. Syits telah diwasiati untuk memerangi saudaranya, Qabil. Dia
pergi untuk memerangi Qabil dan akhirnya perang itu pun berkecamuk.
Itulah perang pertama yang terjadi antara anak-anak Adam di muka bumi.
Dalam peperangan itu, Syits memperoleh kemenangan dan dia menawan Qabil.
Qabil sebagai tawanan berkata, “Wahai Syits, jagalah persaudaraan di antara kita.” Syits berkata, “Mengapa engkau sendiri tidak menjaganya? Engkau telah membunuh saudaramu, Habil.” Kemudian Qabil ditawan oleh Syits; kedua tanganya dibelenggu di atas pundaknya, dan dia ditahan di tempat yang panas sampai meninggal. Anak-anak Qabil bermaksud menguburkannya. Tiba-tiba Iblis datang kepada mereka dalam rupa malaikat. Iblis berkata kepada mereka, “Jangan dikubur di dalam bumi.”
Iblis membawakan dua batu hablur yang telah dilubangi tengah-tengahnya. Dia menyuruh mereka memasukkan Qabil ke dalam ruang antara dua batu hablur itu, memakaikannya pakaian terindah dan meminyakinya dengan ramuan-ramuan tertentu sehingga dia tidak akan mengering. Lalu Iblis menyuruh mereka menyimpannya di sebuah rumah, diletakkan di atas kursi yang terbuat dari emas dan memerintahkan kepada setiap orang yang masuk ke rumah itu untuk bersujud kepadanya sebanyak tiga kali. Iblis memerintahkan kepada mereka untuk merayakan upacara setiap tahun untuknya dan berkumpul di sekitarnya. Kemudian Iblis mewakilkan urusan ini kepada setan. Setan itulah yang kemudian berkomunikasi dengan mereka sehingga manusia terus-menerus sujud kepada Qabil.
Sementara Syits, setelah dia menunaikan tugasnya memerangi Qabil, pulang ke negeri Hindi (India) dan menetap di sana sebagai juru pemutus yang adil di antara manusia.
Wahab bin Munabbih mengatakan bahwa Hawa, istri Adam, meninggal di zaman anaknya, Syits. Setelah meninggalnya Adam, Hawa tidak hidup lama, hanya setahun, dan meninggal di hari Jumat dalam waktu yang sama ketika dia diciptakan. Diriwayatkan bahwa Hawa dikuburkan berdekatan dengan Adam. Setelah kepergian mereka, Allah menurunkan 50 sahifah kepada Syits. Dialah orang pertama yang mengeluarkan kata-kata hikmah. Dialah yang pertama kali melakukan transaksi dengan emas dan perak dan orang pertama yang memperkanalkan jual beli, membuat timbangan, dan takaran. Dan dialah orang pertama yang menggali barang tambang dari dalam bumi.
Selanjutnya, Syits mempunyai seorang anak laki-laki yang diberi nama Anusy. Di kening Syits terdapat cahaya Muhammad saw yang berpindah kepadanya dari Adam. Setelah Anusy lahir, cahaya tersebut berpindah ke keningnya. Oleh karena itu, Syits tahu bahwa ajalnya sudah dekat. Dia melihat rambut-rambut yang diberikan oleh Adam dan ternyata dia melihat rambut-rambut tersebut telah memutih. Maka, pada tahun itu Syits meninggal dunia dalam umur 900 tahun.
Wahab bin Munabbih mengatakan, setelah Syits meninggal, dia digantikan oleh anaknya, Anusy. Sebelum meninggal, Syits menyerahkan tabut, tali, suhuf, dan cincin kepada Anusy. Anusy berperilaku dengan baik dan memutuskan dengan benar. Kemudian dia menikah dengan seorang wanita yang kemudian mengandung seorang anak. Setelah anak itu lahir, cahaya Muhammad saw yang ada pada Anusy pindah ke wajahnya. Anak tersebut diberi nama Qainan. Anusy terus melakukan kebiasaannya sampai dia menemui ajalnya. Sebelum meninggal, dia serahkan tabut dan shuhuf kepada anaknya, Qainan. Dia memberi wasiat dan mengangkatnya sebagai pengganti setelahnya.
Wahab bin Munabbih mengatakan, setelah Qainan diangkat menjadi pemimpin setelah bapaknya, dia muncul di antara manusia dengan adil. Menjalankan perilaku yang baik, kemudian menikah dengan seorang wanita yang bernama Uthnuk. Dari pernikahan tersebut, Uthnuk mengandung seorang anak laki-laki. Setelah lahir, anak tersebut diberi nama Mahlaila dan cahaya Muhammad saw pindah ke keningnya. Selanjutnya, Qainan sakit, yang membawanya kepada kematian. Maka, dia serahkan tabut dan suhuf kepada anaknya dan mengangkatnya sebagai penggantinya. Berikutnya Mahlaila meninggal dan cahaya beralih ke anaknya yang bernama Yarid. Yarid pun meninggal dan cahaya itu berpindah ke anaknya yang bernama Ukhnukh, yang kemudian dikenal dengan Idris.
Qabil sebagai tawanan berkata, “Wahai Syits, jagalah persaudaraan di antara kita.” Syits berkata, “Mengapa engkau sendiri tidak menjaganya? Engkau telah membunuh saudaramu, Habil.” Kemudian Qabil ditawan oleh Syits; kedua tanganya dibelenggu di atas pundaknya, dan dia ditahan di tempat yang panas sampai meninggal. Anak-anak Qabil bermaksud menguburkannya. Tiba-tiba Iblis datang kepada mereka dalam rupa malaikat. Iblis berkata kepada mereka, “Jangan dikubur di dalam bumi.”
Iblis membawakan dua batu hablur yang telah dilubangi tengah-tengahnya. Dia menyuruh mereka memasukkan Qabil ke dalam ruang antara dua batu hablur itu, memakaikannya pakaian terindah dan meminyakinya dengan ramuan-ramuan tertentu sehingga dia tidak akan mengering. Lalu Iblis menyuruh mereka menyimpannya di sebuah rumah, diletakkan di atas kursi yang terbuat dari emas dan memerintahkan kepada setiap orang yang masuk ke rumah itu untuk bersujud kepadanya sebanyak tiga kali. Iblis memerintahkan kepada mereka untuk merayakan upacara setiap tahun untuknya dan berkumpul di sekitarnya. Kemudian Iblis mewakilkan urusan ini kepada setan. Setan itulah yang kemudian berkomunikasi dengan mereka sehingga manusia terus-menerus sujud kepada Qabil.
Sementara Syits, setelah dia menunaikan tugasnya memerangi Qabil, pulang ke negeri Hindi (India) dan menetap di sana sebagai juru pemutus yang adil di antara manusia.
Wahab bin Munabbih mengatakan bahwa Hawa, istri Adam, meninggal di zaman anaknya, Syits. Setelah meninggalnya Adam, Hawa tidak hidup lama, hanya setahun, dan meninggal di hari Jumat dalam waktu yang sama ketika dia diciptakan. Diriwayatkan bahwa Hawa dikuburkan berdekatan dengan Adam. Setelah kepergian mereka, Allah menurunkan 50 sahifah kepada Syits. Dialah orang pertama yang mengeluarkan kata-kata hikmah. Dialah yang pertama kali melakukan transaksi dengan emas dan perak dan orang pertama yang memperkanalkan jual beli, membuat timbangan, dan takaran. Dan dialah orang pertama yang menggali barang tambang dari dalam bumi.
Selanjutnya, Syits mempunyai seorang anak laki-laki yang diberi nama Anusy. Di kening Syits terdapat cahaya Muhammad saw yang berpindah kepadanya dari Adam. Setelah Anusy lahir, cahaya tersebut berpindah ke keningnya. Oleh karena itu, Syits tahu bahwa ajalnya sudah dekat. Dia melihat rambut-rambut yang diberikan oleh Adam dan ternyata dia melihat rambut-rambut tersebut telah memutih. Maka, pada tahun itu Syits meninggal dunia dalam umur 900 tahun.
Wahab bin Munabbih mengatakan, setelah Syits meninggal, dia digantikan oleh anaknya, Anusy. Sebelum meninggal, Syits menyerahkan tabut, tali, suhuf, dan cincin kepada Anusy. Anusy berperilaku dengan baik dan memutuskan dengan benar. Kemudian dia menikah dengan seorang wanita yang kemudian mengandung seorang anak. Setelah anak itu lahir, cahaya Muhammad saw yang ada pada Anusy pindah ke wajahnya. Anak tersebut diberi nama Qainan. Anusy terus melakukan kebiasaannya sampai dia menemui ajalnya. Sebelum meninggal, dia serahkan tabut dan shuhuf kepada anaknya, Qainan. Dia memberi wasiat dan mengangkatnya sebagai pengganti setelahnya.
Wahab bin Munabbih mengatakan, setelah Qainan diangkat menjadi pemimpin setelah bapaknya, dia muncul di antara manusia dengan adil. Menjalankan perilaku yang baik, kemudian menikah dengan seorang wanita yang bernama Uthnuk. Dari pernikahan tersebut, Uthnuk mengandung seorang anak laki-laki. Setelah lahir, anak tersebut diberi nama Mahlaila dan cahaya Muhammad saw pindah ke keningnya. Selanjutnya, Qainan sakit, yang membawanya kepada kematian. Maka, dia serahkan tabut dan suhuf kepada anaknya dan mengangkatnya sebagai penggantinya. Berikutnya Mahlaila meninggal dan cahaya beralih ke anaknya yang bernama Yarid. Yarid pun meninggal dan cahaya itu berpindah ke anaknya yang bernama Ukhnukh, yang kemudian dikenal dengan Idris.
Cerita Nabi Syits dalam versi Jawa
Nabi adam yang sangat menyayangi Syits,
sehingga kemudian Nabi adam memohon kepada Allah agar suatu saat nanti
Syits menjadi penguasa atas keturunan saudara-saudaranya. Ketika nabi
adam berdoa, Ngejajil mendengarnya. Maka iblis itu berhasrat untuk
mencampurkan darah keturunannya dengan darah syits.
Di ruang peradunan, Dewi Mulat, yaitu
istri syits saat itu sedang tidur lelap. Adanya kesempatan tersebut
digunakan oleh Ngajajil untuk menukar dewi mulat dengan putrinya yang
bernama Dewi Dlajah. Karena dewi Dlajah memiliki serupa dengan DEwi
Mulat, syits yang menyaksikan istrinya hanya mengenakan gaun tembus
pandang itu sontak terbakar gairah kelakiannya. Syits menyetubuhi
Dlajah. Seusai benih kehidupan dipancarkan Syits ke dalam ladang rahim
Dlajah, Ngajajil menukar putrinya itu dengan mulat. Belum puas sekali
bersegama, syits kembali memancarkan benih kehidupan ke dalam ladang
Rahim Mulat.
Waktu terus berjalan, hingga lahirnya
putra putra SYits. Dari rahim mulat, lahirlah bagi laki-laki normal dan
cahaya berkilauan. Dari rajim Dlajah, lahirlah gumpalan darah yang
berkilauan. Oleh ngajajil, gumpalan darah itu disatukan dengan cahaya
berikilauan dari rahim mulat. Putra mulat diberi nama Sayid Anwas. Putra
paduan mulat dan dlajah diberi nama Sayid Adwar.
Di masa kecilnya, sayid anwas yang dikaruniai wajah yang tampan itu
diasuh oleh Nabi Adam. Sedang Sayid anwar yang berparah mempesona itu
diasuh oleh Ngajajil. Sebagai putri yang terberkati, kedua putra syits
tersebut memiliki kemampuan yang luar biasa. Yang berbeda antara
keduanya adalah, jika Sayid Adwas menyenangi ilmu agama, sedangkan sayid
anwar menyenangi laku tirakat dan bertapa.
Sayid Anwar yang telah nginjak usia dewasa kepada Ngajajil, “Sebenarnya siapa ayahku, kek?”
Sayid Anwar yang telah nginjak usia dewasa kepada Ngajajil, “Sebenarnya siapa ayahku, kek?”
Ngajajil pun menjawab “ketahuilah, cucu! kau masih keturunan Syits.”
Kemudian ngajajil menhirup napas panjang sebelum menghembuska kuat-kuat.
“Kalau kau ingin bertemu dengan ayahmu. Maka carilah Syits, putra
mantuku itu”
Mendengar penuturan Ngajajil, Sayid Anwar segera berpamitan. Mencari
Syits. Setelah bertemua dengan Syits, awalnya SYits tidak mengakui Sayid
Anwar sebagai putranya. Tapi setelah mendapatkan terang batin dari
Allah, SYits merangkul Sayid Anwar. Rangkulan haru antara ayah dan
putra.
Seperti Sayid Anwas. Sayid anwar kemudian hidup di bawah asyuhan
adam. Oleh sang kakek, asyid anwar mendapatkan pesan agar tidak meminum
air kehidupan. Namun pesan itu dilanggarnya. Karenanya Sayid anwar
diusir pergi oleh Adam.
Dengan penuh rasa kecewa, sayid anwar
akhirnya pergi meninggalkan adam untuk berkelanan. Di tengah perjalanan,
sayid anwar bertemua dengan malaikat harut dan marut yang
menyesatkannya ke arah tepian sungai nil. Di tepian sungai nil tersebut,
ia bertemua dengan beberapa anak adam lainnya.
Kepada paman-pamannya, sayid anwar
belajar ilmu laduni yang dapat melihat masa depan dan juga berbagai ilmu
lainnya. Sesudah mendapatkan cukup bekal ilmu, sayid anwar melanjutkan
perjalanan ke arah lemah dewani yang terletak di antara pulau maldewa
dan laksdewa. Di pulau kecil tersebut, sayid anwar melakukan tapa brata
yang cekat melihat matahari dari terbit hingga terbenam. Setelah tujuh
tahun bertapa, sayid anwar dapat menundukkan bangsa jin.
Mengetahui bahwa bangsa jin telah
dikalahkan oleh sayid anwar, prabu naradi yang merasa terancam
kekuasaannya itu melabrak dan mengajak asyid anwar untuk berduel. Dalam
pertarungan itu, prabu nuradi mengalami kekalahan. Sesudah turun tahta,
prabu naradi mengangkat sayid anwar sebagai raja jin dan menyerahkan
putrinya sebagai permaisuri. Ketika telah menjadi rasa, sayid anwar
memiliki gelar prabu nurasa.
Prabu nurasa yang telah tinggal abadi di
tempat yang tingi (kahyangan) meminta izin pada Tuhan sebagai penguasa
alam semesta. Tuhan mengabulkan doa nurasa untuk menjadi seorang murtad
dari ajaran keturunan adam. Ketika menjadi rasa, Lemah dewani diubah
menjadi tanah jawi, (tanah jawa)
Dari prabu Nurasa, lahirlah
keturunan-keturunan yang akan menjadi raja di tanah jawa. Berikut ini
merupakan urutan garis keturunan dari Prabu Nurasa :
- Sang hyang wenang
- Sang Hyang Tunggal
- Sang Hyang Manikmaya
- sang hyang Brama
- bramani
- Abiyasa
- Pandu
- Arjuna
- Abimanyu
- parikesit
- udayana
- Grendayana
- Jayabaya
- Jayamilaya
- Jayamisena
- Kusumawicitra
- Citrasoma
- Pancadriya
- Anglingdriya
- Suwelacala
- Seri Mahapunggung
- Kandiawan
- Gentayu
- Lembu Amiluhur
- Panji
- Kuda Lalean
- Banjaransari
- Mundingsari
- Mundingwangi
- Pamekas
- Jaka Seseruh
- Prabu Anom
- Adaningkung
- Hayam Wuruk
- Lambu AMisani
- Bra Tanjung
- Brawijaya
- Bondan Kejawan
- Getas Pendawa
- Ki Ageng Sela
- Ki Ageng Nis
- Ki Ageng Pemanahan
- Penembahan Senopati
- Sultang Agung
Sementara itu di tempat lain, Sayid
Anwar yang tumbuh dewasa dalam asuhan Adam melahirkan manusia manusia
yang dimulai dari Nabi idris, ibrahim, musa, isa sampai pada Muhammad
SAW. Selain melahirkan keturunan orang sholeh, keturunan sayid juga
menumbuhkan suku-suku bangsa yang hebat, seperti israil, arab, arya dan
bangsa bangsa besar lainnya.
Sedangkan keturunan Sayid Anwar, karena
juga mendapatkan berkah Allah melalui doa Adam, juga banyak melahirkan
bangsa-bangsa besar pada masa-masa kerajaan Jawa. Cukup banyak raja-raja
keturunan Sayid Anwar yang menguasai bangsa-bangsa lain di muka bumi
ini.
Dalam perputaran peradaban, antara
keturunan Sayid Anwar dan Sayid Anwas telah banyak yang mengalami
bersilangan. Dari persilangan-persilangan inilah yang membuat kehidupan
mereka tumpang tindih. Ada keturunan Sayid Anwas yang kemudian mengikuti
jejak pemikiran Sayid Anwar yang sesat. Sebaliknya, tidak sedikit pula
keturunan Sayid Anwar yang kembali pada ajaran nenek moyang mereka dan
menganut agama yang diajarkan Adam serta leluhur mereka Nabi Syith.
Namun terlepas dari semua itu, baik keturunan Sayid Anwas maupun
keturunan Sayid Anwar sama-sama mempunyai darah superioritas, sehingga
dengan izin Allah tidak sedikit dari mereka yang menjadi
pemimpin-pemimpin bangsa lainnya.
NABI SYITS ALAIHISSALAM
Reviewed by Kakang Prabu
on
16.48.00
Rating:
Tidak ada komentar